Sabtu, 30 Juni 2012

proposal




PROPOSAL KEPUASAN PELAYANAN KONSUMEN
MANAJEMEN EKONOMI
Disusun oleh : Destika Mirza Andini

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan industri jasa di makanan  dan minuman  bisa terbilang sanggat berkembang dan meningkat .Rencana mendirikan sebuah usaha rumah makan harus didasarkan dengan manajemen yang matang,jika manajemen yang dibentuk tidak bisa berjalan dengan baik ,maka usaha yang dijalankan tidak akan mencapai hasil yang diinginkan dan di harapkan. Karna memang terlalu banyak persaingan diusaha ini akan tetapi banyak orang yang inggin memiliki uasaha di jasa ini karna memang memiliki keuntungan yang menjanjikan . Hal ini karna makanan adalah salah satu bahan pokok yang semua orang harus penuhi kebutuhanya.
Kepuasan konsumen adalah hal terpenting yang harus diperhatikan  karna  para pesaing melakukan berbagai cara untuk menarik pelanggan dengan cara melakukan kepuasan konsumen dengan pelayanan yang nyaman. Seorang konsumen akan memiliki tingkat kepuasan tersendiri terhadap apa yang konsumsi , sebalik nya jika konsumen tidak merasa puas oleh pelayanan nya yang kurang memuaskan
Kepuasan konsumen merupakan aspek penting yang harus diperhatikan khususnya untuk usaha yang bergerak dibidang di dalam bidang jasa. Kepuasan konsumen akan bergantung pada pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan konsumen karena sebagai salah satu bukti keberhasilan pedagang untuk mendatangkan konsumen, dan menjadi pelanggang setia. Oleh sebab itu, berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa untuk mengambil judul penulisan ilmiah ini adalah “ANALISA KEPUASAN KONSUMEN PADA PELAYANAN CAFE  SERABI HOT ARUNDINA CIBUBUR”.


1.2.1 Rumusan masalah
Bagaimana kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada CAFÉ  SURABI HOT ?

1.2.2 Batasan masalah
Untuk membatasi lingkup masalah, penulis melakukan pembatasan masalah pada 5 dimensi, yaitu : dimensi kehandalan, dimensi tanggapan, dimensi jaminan, dimensi empati, dan dimensi berwujud.
Dalam penulisan ilmiah ini saya mencoba melakukan batasan masalahnya diukur dengan cara memberikan lembaran  kuisioner yang diberikan  kepada 50 konsumen café surabi hot.

1.2  Tujuan penelitian
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan Café  Surabi Hot Arundina Cibubur.

1.3  Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini bagi penulis untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap suatu produk dan juga sebagai tambahan reverensi bagi penelitu lain yang sejenis.

1.4  Metode Penelitian
Dalam rangka pengumpulan data untuk penulisan ilmiah ini, penulisan melakukan penelitian dengan cara :




1.4.1       Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Surabi Hot Arundina Jl. Lapangan Tembak No. 9 B , Cibubur - Jakarta Timur DKI Jakarta, DKI Jakarta.
1.4.2       Pengumpulan Data /Variabel
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian langsung, yaitu dengan cara pengumpulan data kualitatif, sebagai berikut :
a.      Kuesioner / angket yaitu mengajukan pertanyaan dengan cara membawa lembaran pada pelanggan tersebut.
b.     Observasi yaitu melakukan penelitian ke lapangan di  Café Surabi Hot Arundina tersebut untuk mendapatkan data yang diperlukan
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti data data yang pindah dengan membaca buku buku atau literature yang ada hubungan nya dengan masalah yang diteliti dan hasilnya dikumpulkan serta dipelajari sebagai bahan acuan dalam penulisan ini:
1.4.3       Metode pengumpulan Data Variabel
Banyak nya sampel berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui  tingkat kepuasan terhadap Café Surabi Hot Arundina . Banyak nya sampel 50 responden untuk menjawab kuesioner yang dibagikan oleh peneliti sebanyak 10 pertanyaan variable yang diambil berdasarkan hasil kuesioner  adalah dimensi kehandalan, dimensi ketanggapan, dimensi jaminan, dimensi empati, dan dimensi berwujud.





1.4.4       Hipotesis
Ho       : Pelanggan merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh   Café Surabi Hot arundina
Ha       : Pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh   Café Surabi Hot arundina.

1.4.5       Alat Analisa
Alat  analisa yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil jawaban pelanggan, penulisan ilmiah ini menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana :
Fe     = Pᵣ x Pₑ x n
 N        = Jumlah data
Pᶜ         = Proporsi kolom
Pᵣ         = Propporsi baris
Α         = 5%

1.5  Sistematika Penulisan
Bab I : PENDAHULUAN
            Baris tentang latar belakang , rumusan masalah , bahasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian , metodelogi penelitian , dan sistematis penulisan


Bab II : LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA TEORI KEPUASAN KONSUMEN
            Mengurangi tentang pengertian dan elemen – elemen kepuasan konsumen seacara pustaka dan landasan teori.

Bab III : METODELOGI PENULISAN
            Menguraikan hasil penelitian dan pengumpulan data lapangan dan kuisioner tentang variasi menu, kualitas bahan makanan , kualitas menu makan , rasa dari menu , harga yang terjangkau dari menu yang disesuaikan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Bab IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN
   Menjelaskan hubungn antara elemen – elemen tingkat kepuasan konsumen berdasarkan landasan teori dan masalah yang terjadi pada tingkat kepuasan konsumen terhadap tempat makan serabi hot cibubur berdasarkan kuisioner dan beberapa solusi baik teori yang dipadukan dengan teori pustaka.
Bab V : PENUTUP
   Berisi tentang hasil kesimpulan pembahasan dan penyelesaian terhadap masalah tingkat kepuasan konsumen yang diajukan penulisan serta saran – saran dari penulisan ilmiah ini.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka teori
2.1.1 karakteristik usaha restoran
Usaha rumah makan bagaimana yang anda idamkan? Apakah fast food, cafe, buffet? Anda perlu memilih jenis layanan rumah makan karena terkait dengan modal yang harus anda siapkan.
Ada begitu banyak jenis dan tipe rumah makan. Ada yang mengelompokkan rumah makan berdasarkan cara penyajiannya, jenis masakan yang disajikan, skala usaha atau ukuran rumah makan. Secara tradisional istilah rumah makan biasanya mengacu pada sebuah rumah makan yang memberikan layanan sampai ke meja makan (table side service). Rumah makan ini menyediakan meja-meja makan. Pesanan dipesan oleh tamu dari meja makan, dicatat oleh pelayan, dan makanan diantar ke meja makan. Rumah makan yang memberikan layanan seperti ini biasa disebut dengan rumah makan konvensional.
Kini yang dimaksud dengan usaha rumah makan atau restoran meliputi banyak jenis, bahkan banyak istilah diciptakan untuk menyebutkan macam-macam rumah makan tersebut. Di Indonesia memiliki beberapa istilah khas untuk menyebut rumah makan, seperti warung (digunakan untuk sebuah rumah makan tradisional skala menengah ke bawah dengan menu terbatas. Misal: warung rujak), depot (digunakan untuk sebuah rumah makan skala menengah dan menyajikan menu tertentu. Misal: depot mie), restoran (digunakan untuk sebuah rumah makan konvensional berukuran menengah ke atas).

Berikut beberapa jenis dan tipe rumah makan berdasarkan cara pelayanan pada pelanggan.
1. Rumah makan (rumah makan konvensional)
Rumah makan konvensional, atau rumah makan keluarga, adalah rumah makan yang menyediakan table side service dan ruang makan yang cukup nyaman. Pengunjung memilih tempat duduk yang dikehendaki, lalu pelayan akan mencatat pesanan dan melayani pengunjung sampai ke meja makan.
Menu yang disajikan sangat bervariasi. Sebagian besar menu harus diolah terlebih dahulu sebelum disajikan. Rumah makan konvensional menitik beratkan pada kualitas masakan. Tersedia buku menu yang menampilkan aneka menu berikut harganya. Karena menyediakan table side service dan variasi menu, maka sebuah usaha rumah makan memerlukan modal tetap, modal kerja serta biaya operasional yang tidak kecil. Untuk menekan biaya investasi dan operasional, anda dapat membatasi menu dan menyederhanakan interior rumah makan.
2. Fast food (makanan cepat saji)
Rumah makan jenis ini semakin hari semakin popular dan disukai pelanggan karena memberikan layanan yang cepat dan harga yang terjangkau. Rumah makan jenis fast food juga paling banyak dikembangkan melalui sistem waralaba atau kemitraan.
Rumah makan fast food tidak menyediakan layanan sampai ke meja makan (table side service). Pengunjung memesan, membayar dan menerima makanan/minuman pesanannya melalui counter. Pengunjung pun harus melayani sendiri. Misal: mengambil saus, memesan menu tambahan. Meski tidak memberikan layanan table side service, rumah makan fast food tetap menyediakan meja-meja makan dan suasana yang menarik bagi pengunjung.
Jumlah menu yang ditawarkan rumah makan fast food sangat terbatas. Misal: ayam goreng atau burger. Untuk mendirikan usaha rumah makan fast food diperlukan investasi pada teknologi peralatan memasak untuk memastikan masakan tersaji secara tepat waktu.
3. Kantin (kafetaria)
Cara pelayanan kantin atau kafetaria hampir sama seperti rumah makan fast food. Pengunjung mendatangi counter, memilih menu, membayar dan melayani diri sendiri. Kantin menyediakan tempat makan yang terbatas karena yang diutamakan adalah perputaran pelanggan yang cepat.
Kantin biasanya terdapat di pusat-pusat perkantoran,sekolah ,mall dan pabrik. Kantin juga banyak didirikan di terminal, bandara dan pusat-pusat keramaian bahkan di jalanan luar kota yang ditujukan untuk mereka yang ingin makan secara cepat dengan harga terjangkau.
Menu kantin dipajang dan disajikan langsung pada sebuah counter. Pengunjung bisa melihat dan memilih sendiri menu sesuai selera. Menu kantin bervariasi dan berbeda dari hari ke hari. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menjaga agar kualitas masakan tetap baik saat dihidangkan. Ada yang menyajikan dalam counter dengan pemanas. Ada yang menyediakan microwave untuk pengunjung yang ingin makanannya dipanaskan terlebih dahulu.
Kantin bisa menjadi pilihan karena tidak membutuhkan modal besar, dan biaya operasionalnya pun cukup efisien dengan tidak mempekerjakan pelayan dan membatasi menu yang ditawarkan
4. Cafe dan Bistro
Secara orisinal, cafe adalah rumah makan yang tidak memberikan table side service. Pengunjung memesan pada sebuah counter. Namun demikian tidak seperti kantin atau cafetaria, sebuah cafe jauh dari atmosfer terburu-buru. Bistro adalah café yang menyediakan menu makanan lengkap, sebagaimana halnya rumah makan konvensional. Dalam perkembangannya, istilah cafe ditujukan untuk rumah makan dengan suasana yang sangat nyaman, mengandalkan interior dan dekorasi yang unik, menyediakan menu-menu yang disajikan dengan tampilan menarik. Pengunjung dibuat betah berlama-lama dalam café.
5. Buffet atau Prasmanan
Ciri khas buffet adalah all you can eat, atau satu harga untuk makan sepuasnya. Makanan disajikan secara langsung dan siap santap. Pengunjung berkeliling untuk mengambil sendiri makanan.
Di hotel-hotel buffet menjadi salah satu produk unggulan. Mereka menyajikan aneka menu lengkap, mulai dari hidangan pembuka sampai penutup. Buffet semacam ini ditujukan untuk mereka yang suka makan. Biasanya menu buffet bervariasi dari hari ke hari tergantung pada tema. Hal yang perlu diperhatikan dalam usaha rumah makan buffet adalah penghitungan biaya dan harga. Sedikit saja keliru dalam mengkalkulasi biaya penyajian masakan dan pengawasan pada pengunjung, maka bisa menimbulkan kerugian.
6. Pujasera
Pujasera adalah kependekan dari pusat jajanan serba ada, banyak tersedia di pusat-pusat perbelanjaan. Cirinya adalah tersedia beberapa outlet atau counter yang menyediakan makanan/minuman tertentu.
Jenis pujasera bisa dipertimbangkan sebagai salah satu bentuk usaha rumah makan, jika anda tidak terlalu trampil dalam hal masak-memasak. Di Surabaya terdapat sebuah rumah makan bernama Cafesera, yang sebenarnya semacam pujasera. Rumah makan Cafesera menyediakan outlet aneka makanan yang cukup terkenal di Surabaya, mulai dari bakso, rujak, soto dan lain-lain, dalam sebuah suasana rumah makan yang nyaman.
Jika anda memiliki tempat yang cukup luas dan strategis, anda ingin mempunyai usaha rumah makan namun tidak ingin repot secara teknis, mengapa tidak memilih bentuk pujasera. Rumah makan anda lebih mudah terkenal jika berhasil mendatangkan outlet yang banyak digemari.
Selain jenis-jenis rumah makan tersebut di atas, ada beberapa jenis rumah makan yang bisa anda pertimbangkan. Rumah makan Padang memiliki ciri khas yang sangat kuat, yaitu menyajikan semua makanan di meja secara prasmanan. Pengunjung hanya membayar makanan yang dimakannya saja. Berbeda dengan buffet atau prasmanan, tidak ada all you can eat. Harga setiap makanan berbeda.
Ada juga rumah makan yang menyajikan menu ala steam boat atau shabu-shabu. Pengunjung memilih aneka bahan makanan yang disajikan dalam piring-piring dengan warna-warna tertentu. Masing-masing warna menunjukkan harga makanan. Pengunjung dapat mengira-ngira berapa biaya yang harus dibayarnya sesuai dengan piring kosong yang tersisa. Apa pun rumah makan yang ingin anda dirikan, anda perlu mempertimbangkan bagaimana bentuk layanan yang akan disediakan karena semuanya terkait dengan besar modal yang harus anda siapkan.


2.1.2 Kepuasan Konsumen
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Menurut J. Supranto (2001:233) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang yang membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakanya dengan harapan. Jadi tingkat kepuasan merupakan istilah dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan apabila kinerja dibawah harapan, pelanggan akan puas.
Menurut Handi Irawan D, (2002:3) pelayanan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, organisasi, atau instansi kebutuhan orang lain dengan memberikan kemudahan – kemudahan.
Sedangkan menurut Fendy tjiptono,  (2001:51) pelayanan dapat diartikan sebagai jasa, yaitu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
2.1.3 Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a)      Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b)     Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.

2.1.4        Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Philip Kotler (1997:38) ada empat metode yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran
Untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan informasi langsung dari konsumen dengan cara menyediakan kotak saran. Informasi yang terkumpul untuk memberikan masukan bagi prusahaan.

b. Survei kepuasan konsumen
Survei kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos surat, telephone, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan dapat menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya kepada konsumen.
c. Ghost Shopping
Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan yang bersangkutan.

d. Analisis kehilangan konsumen
Tingkat kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan konsumennya. Perusahaan seharusnya menganalisa dan memahami mengapa konsumen tersebut berhenti mengkonsumsi produk kita.
Menurut Fandy Tjiptono (1997:35), metode yang digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen dapat dengan cara :
a)     Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan.
b)     Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang dirasakan.
c)      Responden diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahan dan juga diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan yang mereka sarankan.
d)      Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahan dalam masing-masing elemen.
2.1.5         Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Menurut J. Supranto (2001:233) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang yang membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakanya dengan harapan. Jadi tingkat kepuasan merupakan istilah dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan apabila kinerja dibawah harapan, pelanggan akan puas.
Menurut Handi Irawan D, (2002:3) pelayanan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, organisasi, atau instansi kebutuhan orang lain dengan memberikan kemudahan – kemudahan.
Sedangkan menurut Fendy tjiptono,  (2001:51) pelayanan dapat diartikan sebagai jasa, yaitu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
2.1.6  Tujuan Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Richard F. gerson ada pun tujuan pengukuran kepuasan  pelanggan  adalah  sebagai berikut :
a.      Mempelajari persepsi pelanggan
b.     Menetukan kebutuhan, keinginan , persyaratan dan harapan pelangan
c.      Menutup kesenangan
d.     Memanfaatkan apakah oeningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan sesuai dengan yang diharapkan pelanggan.
e.      Membawa peningkatan laba perusahaan.
2.1.7 Pengertian Jasa
Sejumlah ahli pada bidang jasa telah melakukan berbagai upaya dalam tujuan untuk dapat merumuskan definisi jasa, namun demikian hingga saat ini belum ada satu definisi yang dapat diterima secara bulat. Keanekaragaman definisi tentang jasa tersebut dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli ekonomi sebagai berikut :
Definisi jasa menurut Philip Kotler (2002;486).
“Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik”.
Fandy Tjitono (2005;16) mendefinisikan “Jasa sebagai tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak memiliki kepemilikan sesuatu”,
Berdasarkan definisi diatas, pada dasarnya jasa tidak berwujud, tidak menghasilkan kepemilikan, dapat memberikan kepuasan serta untuk menghasilkan tersebut mungkin perlu atau tidak perlu juga memerlukan penggunaan benda nyata.

2.1.8 Karakteristik Jasa
Jasa memiliki karakteristik yang sangat mempengaruhi perencanaan program pemasarannya tersendiri. Fandy Tjiptono (2005;18) meyatakan lima karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang. Kelima karakteristik iti antara lain :
1.        Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, ddidengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
2.        Insperability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3.        Variability (berubah-ubah)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.


4.     Perishability (kurangnya daya tahan)
Perishability berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Bila permintaan bersifat konstan, kondisi ini tidak menjadi masalah, karena staf dan penyedia jasa bias direncanakan untuk memenihi permintaan.
5.     Lack of ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bias mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan pendidikan)
2.1.9    Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepisikan buruk.
Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut:
1.     Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan.
2.     Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
3.     Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup.
2.1.10  Konsumen dan Keputusan Membeli
Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda
            MenurutKotler(2001:144): Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktorfaktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Sumber (Kotler, 2001:144) Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.      Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi,preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.
b.     Faktor kebudayaan
Memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh kebudayaan:
1.     Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi,keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Menurut Kotler dan Amstrong (1997:144) termasuk dalam budaya ini adalah pergesaran budaya.
2.     Sub Budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan system nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum.Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
3.     Kelas Sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilainilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
c. Faktor Sosial
Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi social mereka.
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
  1. Kelompok
    Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi regular tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa
     merupakan kelompok sekunder , yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang regular
  2.  Keluarga
    Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
  3.  Peran dan status
Peran terdiri daari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan setatusnya dalam masyarakat.

c.      Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
  1. Umur dan tahap daur hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

  1. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok perkerjaan tertentu.
3.     Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkahlangkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.
4.     Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

  1. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi,mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.
d. Faktor Psikologis
 Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologis yang penting :
  1. Motivasi
Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan. Dalam urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain  (kebutuhan sosial atau penghargaan) , bahkan tidak tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih (kebutuhan rasa aman)



2.2  Kajian Peneliti Sejenis
Menurut penelitian Sutarno Hadi (2010) dengan judul Penulisan Ilmiah “Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap “Nasi Goreng gila Jakarta” bahwa pelanggan merasa sangat puas dengan pelayanan Café tersebut dengan cara melakukan pelayanan dengan baik dan meingkatkan fasilitas , kenyamanan dan kebersihan.
Menurut penelitian Sri Suyatni (2008) dengan judul Penulisan Ilmiah “Analisis Kepuasan Terhadap Soto ceker khas Surabaya ” bahwa kepuasan konsumen terletak pada pelayanan nya, sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Evana. Apabila pelayanan baik maka konsumen akan merasa puas dan di barengi dengan fasilitas – fasilitas yang cukup berkualitas.
2.3       Alat Analisis
2.3.1    Skala Untuk Instrument
1.         Skala Likert
Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat danpersepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analsisi kuantitatif, jawaban itu dapat diberi skor (1 – 5 atau disesuaikan dengan kebutuhan).




a. Contoh bentuk checklist
  • SS Sangat setuju skor 5
  • ST Setuju skor 4
  • RG ragu-ragu skor 3
  • TS Tidak setuju skor 2
  • STS Sangat Tidak setuju skor 1


Pertanyaan
Jawaban
SS
ST
RG
TS
STS
1
Prosedur kerja yang baru akan segera diterapkan di perusahaan

Ö



2
………………..





Bila kuesioner tersebut diberikan kepada 100 orang, yang jawabannya sebagai berikut

25 orang menjawab SS
40 orang menjawab ST
5 orang menjawab RG
20 orang menjawab TS
10 orang menjawab STS
Berdasarkan jumlah skor yang telah ditetapkan maka :
Jumlah skor untuk :
25 orang x 5 = 125
40 orang x 4 = 160
5 orang x 3 = 15
20 orang x 2 = 40
10 orang x 1 = 10
Jumlah skor ideak (kriterium) untuk seluruh item adalah :
5 x 100 orang = 500 (SS)
Jumlah skor terendah
1 x 100 orang = 100 (STS)
Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap metode kerja baru itu :
(350 : 500) x 100% = 70%
c.      Bentuk pilihan ganda
1. Prosedur kerja yang baru akan segera diterapkan di perusahaan anda?
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat tidak setuju

  1. Skala Guttman
Dengan skala ini, akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu Ya - Tidak, Benar - Salah dan lain-lain. Penelitian menggunakan skala Gutman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Skala ini dpat pula dibentuk dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. Skor 1 untuk skor tertinggi dan skor 0 untuk terrendah. (Analisa seperti pada skala likert).
Contoh :
1. Apakah anda Setuju dengan kebijakan perusahaan menaikkan harga jual?
               a. Setuju b. Tidak Setuju

  1. Semantic Deferential
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak dikanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan baisanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Responden dapat memberi jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan neagtif.
Contoh :
Beri nilai gaya kepemimpinan Manajer anda

Bersahabat
5
4
3
2
1
Tidak Bersahabat
Tepat janji
5
4
3
2
1
Tidak tepat janji
Memberikan kepercayaan pada staf
5
4
3
2
1
Mendominasi staf

2.3.2 Diagram Kartesius
Diagram kartesius adalah sistem kordinat yang digunakan untuk meletakan titik pada
penggambaran objek berdasarkan pemasukan nilai tuas sumbu x dan nilai tuas sumbu y dimana titik pertemuan ini nilai sumbu x dan sumbu y titik kordinat dibentuk.
Titik-titik pada koordinat Kartesius merupakan pasangan titik pada sumbu-x
dan sumbu-y (x, y). Di mana x disebut absis dan y disebut ordinat. Perpotongan
antara sumbu-x dan sumbu-y di titik 0 (nol) disebut pusat koordinat. sebagai contoh pada gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat sebuat titik di kordinat (1, 1) yaitu sumbu x diposisi 1 dan sumbu y diposisi 1.

2.3.3 Chi Square
Dalam teori probabilitas dan statistika, distribusi chi-kuadrat (Chi-square distribution) atau distribusi χ² dengan k derajat kebebasan k peubah acak normal baku yang saling bebas. Distribusi ini seringkali digunakan dalam statistik inferensial, misalnya dalam  pengujian hipotesis, atau dalam konstruksi selang kepercayaan.  Ketika dibandingkan dengan distribusi chi-kuadrat nonsentral, distribusi ini kadang disebut distribusi chi-kuadrat sentral. adalah distribusi jumlah kuadrat.
Salah satu penggunaan distribusi ini adalah uji chi kuadrat untuk kepatutan (goodness of fit) suatu distribusi pengamatan dengan distribusi teoretis, kriteria klasifikasi analisis data yang saling bebas, serta estimasi selang kepercayaan untuk simpangan baku populasi berdistribusi normal dari simpangan baku sampel. Sejumlah pengujian statistika juga menggunakan distribusi ini, seperti Uji Friedman. Distribusi chi-kuadrat merupakan kasus khusus distribusi gamma.
Prosedur dan contoh soal Uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut :

1). Urutkan data pengamatan (dari data terbesar sampai dengan data terkecil atau sebaliknya)
2). Tentukan range nilai peluang yang akan diambil
3). Tentukan nilai K, yaitu Variabel Reduksi Gauss, untuk setiap nilai peluang
4). Masukkan nilai K tersebut dalam persamaan berikut
XT = X + KTS .......................................


Interpretasi hasil uji adalah sebagai berikut :
1). Apabila peluang lebih dari 5%, maka persamaan distribusi yang digunakan dapat diterima
2). Apabila peluang kurang dari 1%, maka persamaan distribusi yang digunakan tidak dapat diterima
3). Apabila nilai peluang diantara 1% – 5%, maka tidak mungkin diambil keputusan, diperlukan data tambahan.

 Pengunaan Uji χ²
Uji χ² dapat digunakan untuk :
a. Uji Kecocokan = Uji kebaikan-suai = Goodness of fit test
b. Uji Kebebasan
c. Uji beberapa proporsi
Prinsip pengerjaan (b) dan (c) sama saja
Uji Kecocokan (Goodness of fit test)
 Penetapan Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif
H0: frekuensi setiap kategori memenuhi suatu nilai/perbandingan.
H1 : Ada kategori yang tidak memenuhi nilai/perbandingan tersebut.

Uji Kebebasan dan Uji Beberapa Proporsi
Uji kebebasan antara 2 variabel memiliki prinsip pengerjaan yang sama dengan pengujian beberapa proporsi.
(Berbeda hanya pada penetapan Hipotesis awal dan hipotesis alternatif)
 Penetapan Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif
A. Uji Kebebasan :
H0 : variabel-variabel saling bebas
H1 : variabel-variabel tidak saling bebas
B Uji Beberapa Proporsi :
H0 : setiap proporsi bernilai sama
H1 : ada proporsi yang bernilai tidak sama

Rumus Uji χ2
Data dalam pengujian ketergantungan dan beberapa proporsi disajikan dalam bentuk Tabel Kontingensi.
Bentuk umum Tabel Kontingensi → berukuran r baris x k kolom

derajat bebas = (r-1)(k-1)
r : banyak baris
k : banyak kolom
o: frekuensi observasi baris ke-i, kolom ke-j ij,
e : frekuensi ekspektasi baris ke-i, kolom ke-j ij, )
Uji X2




BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek  penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini penulis memilih objek penelitian para konsumen  pada Cafe Surabi Hot arundina cibubur. Untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen pada cafe ini.

3.2 Data yang digunakan.
Data yang digunakan oleh penulis adalah data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada konsumen cafe surabi hot.
  1. Studi Lapangan
Yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan survey langsung ke lokasi penelitian.
  1. Riset Kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku perpustakaan, catatan, literatur yang ada hubungannya dengan penulisan ilmiah sebagai latar belakang pengetahuan.
  1. Kuesioner
Adalah mengajukan daftar pertanyaan kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti dan diisi oleh responden sendiri serta  bertujuan untuk  memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden pertanyaan-pertanyaan yang diberikan adalah mengenai tingkat kepuasan konsumen.
Metode pengumpulan data dengan kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini dimana 50 orang respoden mengambil jawaban paling relevan untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kuesioner yang dibuat  dalam penelitian ini terdiri dari 10 pertanyaan. Daftar pernyataan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan mengandung 3 variabel, diantaranya adalah :
  • Kualitas Makanan
Konsumen akan merasa puas apabila setelah membeli makanan tersebut ternyata kualitas Makanan dinilai baik oleh konsumen tersebut.

  • Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayan sangat bergantung pada 3 hal, yaitu :sistem, teknologi, dan manusia. Kepuasan terhadap kualitas biasanya sulit ditiru, karena pembentukan attituted dan perilaku yang seiring dengan keinginan perusahaan menciptakan, bukanlah pekerjaan mudah. Berdasarkan konsep servqual,kualitas pelayanan mempunyai 5 dimensi yaitu keandalan, ketanggapan, jaminan, empati, wujud.

3.3 Teknik pengambilan sampel.
Dalam penulisan ni teknik sampel yang digunakan adalah penarikan sampel secara sederhana (simpel random sampling) prinsip dasarnya bahwa setiap populasi memepunyai peluang yang sama untuk di gunakan sebagai anggota sampel. Jumlah sampel yang besarnya ‘n’ yang dapat digunakan dan anggota dalam populasi adalah N.

1.     Populasi
Populasi adalah sekumpulan dari indivindu-indivindu yang terdiri dari satu spesies yang menempati luas wilayah yang sama , mengangandalkan sumber daya yang sama, dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang sama serta memiliki kemungkinan tinggi untuk berinteraksi satu sama lainya.

2.     Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Sampel sering juga disebut “contoh” yaitu himpunan bagian “subset” dari suatu populasi. Sebagai bagian dari populasi sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Prngambilan sampel dari suatu populasi itu disebut penarikan sampel atau sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebayak 50 konsumen cafe serabi hot arundina cibubur.
3.4 Alat analisis

1. metode chi square
        Dalam penulisan ilmiah ini, metode analisis data yang digunakan adalah   analisis dengan menggunakan uji chi square (2)
Pendahuluan
Uji chi kuadrat adalah penguji hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi/ yang benar-benar terjadi/ actual dengan frekuensi harapan.
                   
            Pengertian Frekuensi Observasi dan Frekuensi Harapan
            Frekuensi observasi adalah nilainya didapat dari hasil percobaan (0i)
            Frekuensi harapan adalah nilainya dapat dihitung secara teoritis.

Uji kebebasan
Penetapan hipotesis awal dan hipotesis alternative.
→ uji kebebasan
H0 = Variabel-variabel saling bebas
H1 = Variabel-variabel tidak saling bebas
→uji beberapa
H0 = Setiap proporsi bernilai sama
H1 = ada proporsisi yang bernilai tidak sama


1.  Metode Skala Likert
Skala Likert adalah metode yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi atau sekelompok orang tentang fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang diukur di jabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat terukur. komponen-komponen ini terukur kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item instrumen-instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan yang kemudian dijawab oleh responden. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi positif samapai negative.




BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data dan profil objek penelitian
            Café surabi hot merupakan café yang menciptakan suasana khususnya dikalangan anak muda jaman sekarang yang berlokasi dikawasan arundina cibubur Jakarta timur. Objek yang kami teliti adalah kepuasan pelayanan kepada responden yang berkunjung di café surabi hot ini.

4.2 Hasil Penelitian dan Analisis
            Pada bagian ini kami akan mengambarkan hasil penilitian yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada 50 responden sebanyak 10 pertanyaan yang di tujukan kepada pengunjung café surabi hot .Untuk mengetahui analisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan café surabi hot .
            Adapun proses penelitian, pengumpulan , dan penghitungan data dari penyebaran kuisioner yang dilakukan dengn asumsi sebagai berikut :
1.     pengambilan sampel
pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling atau sampel bertujuan dengan metode  yang sesuai dengan tujuan atau pertimbangan peneliti dengan memilih para konsumen yang menggunakan pelayanan “café surabi hot”

2.     kriteria penilaian
untuk mengetahui analisa kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang ada pada “café surabi hot” yang berupa data kualitatif tersebut diubah menjadi data kuantutatif.
Tabel 4.1
Kriteria Penilaian Analisa Kepuasan Konsumen
Huruf menu
Tingkat analisa kepuasan konsumen


kriteria penilaian
skor
A
Sangat puas
5
B
Puas
4
C
Cukup puas
3
D
Kurang puas
2
E
Sangat Tidak puas
1

4.3 Analisis Perhitungan Frekuensi Kepuasan Pelanggan
4.3.1          kategori penyajian
Kategori penjaian merupakan kategori yang diperhatikan secara konsisten untuk selalu memuaskan pelangganya. Kategori penyajian terdiri dari :
1. penyajian makanan yang bersih pada “café surabi hot”
Penulis inggin mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap makanan yang bersih  yang diberikan pihak pelayannan café surabi hot. Dari 50 orang responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil penelitiaan terhadap pelanggan surabi hot dalam mengukur tingkat kepuasan terhadap penyajian  makanan yang bersih pada “surabi hot” yang disajikan dalam tabel 4.2 berikut.





Tabel 4.2
Mengenai penyajian makanan  yang bersih pada  “café surabi hot”
kategori jawaban
Frekuensi
Presentase
Sanggat puas
9
18%
Puas
11
22%
Cukup puas
22
44%
Kurang puas
7
14%
Sangat tidak puas
1
2%
jumlah
50
100%
Sumber:    Data kuisioner Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh data bahwa dari 50 responden yang menyatakan sangat puas pada fasilitas yang diberikan pihak pelayanan café surabi hot sebanyak 9 orang atau 18% yang menyatakan puas adalah 11 orang atau 22% yang menyatakan cukup puas 22 orang atau 44% yabg menyatakan kurang puas 7 orang atau 14% dan yang  menyatakan sangat tidak puas adalah 1orang atau 2%.
2. mengenai rasa makanan yang disajikan enak
Penulis inggin mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap rasa makanan yang disajikan enak atau tidak. Dari 50 orang responden yang diteliti maka telah iperoleh hasil penelitian dalam mengukur tingkat kepuasan yang ditawarkan yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut :





Tabel 4.3
Mengenai rasa makanan yang disajikan enak
Kategori jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat puas
10
20%
puas
21
42%
Cukup puas
17
14%
Kurang puas
2
4%
sangat tidak puas
0
0%
jumlah
50
100 %
Sumber:    Data Kuisioner Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh data bahwa dari 50 responden yang menyatakan sangat puas 10 orang atau 20% yang menyatakan puas 21 orang atau 42% yang menyatakan cukup puas adalah 17 orang atau 14% yang menyatakan kurang puas ada 2 orang atau 4% dan yang menyatakan sangat tidak puas ada 0 orang atau 0%.
4.3.2 kategori pelayanan
1. Tindakan  yang cepat terhadap keluhan pelanggan
Dalam system pelayanan penulis inggin mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan tindakan yang cepat terhadap keluhan pelanggan. Dari 50 orang responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil penlitian dalam mengukur tingkat kepuasan dalam tindakan yang cepat dalam keluhan pelanggan disajikan dalam tabel 4.4 berikut :




Tabel 4.4
Tindakan yang cepat terhadap keluhan pelanggan
Kategori jawaban
Frekuensi
Presesntase
Sangat puas
4
8%
Puas
21
42%
Cukup puas
18
36%
Kurang puas
3
6%
Sangat tidak puas
4
8%
jumlah
50
100%
Sumber:    Data Kuisioner Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh bahwa dari 50  responden yang menyatakan sangat puas ada 4orang atau 8% yang menyatakan puas ada 21 orang atau 42% yang menyatakan cukup puas 18 orang atau 36% yang menyatakan kurang puas ada 3 orang atau 6% dan yang menyatakan sangat tidak puas ada 4 orang atau 8%.
2. Tindakan yang cepat saat pelanggan membutuhkan
Dalam system layanan terhadap konsumen yang membutuhkan  sugala sesuatu yang diberikan café surabi hot . Dari 50 orang responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil penelitian dalam menukur tingkat kepuasan yang ditawarkan , yang disajikan dalam tabel 4.5 berikut




Tabel 4.5
Mengenai tindakan yang cepat saat pelanggan membutuhkan
Kategori jawaban
Frekuensi
Presesntase
Sangat puas
6
12%
Puas
14
28%
Cukup puas
20
40%
Kurang puas
10
20%
Sangat tidak puas
0
0%
jumlah
50
100%
Sumber:    data kuisioner diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dperoleh data bahwa dari 50 responden yang menyatakan sangat puas ada 6 orang atau 12% yang menyatakan puas ada 14 orang atau 28% yang menyatakan cukup puas ada 20 orang atau 40% yang menyatakan kurang puas ada 10 orang atau 20% dan yang menyatakan sangat tidak puas ada 0 orang atau 0%.
3. pelayanan yang sopan dan ramah
            Sebagai layanan café untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,penulis inggin mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang sopan dan ramah Dari 50 orang responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil penelitian dalam mengukur tingkat pelayanan yang sopan dan ramah yang disajikan dalam tabel 4.6 berikut .




Tabel 4.6
Mengenai pelayanan yang sopan dan ramah
Kategori jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat puas
2
4%
Puas
23
46%
Cukup puas
20
40%
Kurang puas
4
8%
Sangat tidak puas
1
2%
Jumlah
50
1005
Sumber :         data kuisioner diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh data bahwa dari 50 responden ,yang menyatakan sangat puas ada 2 orang atau 4% yang menyatakan puas ada 23 orang atau 46% yang menyatakan cukup puas ada 20 orang atau 40% yang menyatakan kurang puas ada 4 orang atau 8% dan yang menyatakan sangat tidak puas ada 1 orang atau 2%.
2. keramahan petugas dalam perhatian kepada setiap pelanganan yang datang
Penulis inggin mengtahui tingkat kepuasan pelanganan terhadap layanan keramahan petugas dalam perhatian kepada setiap pelanganan yang datang dari 50 responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil penelitian terhadap pelanggan café surabi hot dalam mengukur tingkat kepuasan konsumen yang disajikan dalam tabel 4.7 berikut.






Tabel 4.7
Mengenai keramaham petugas dalam perhatian kepada setiap pelanggan yang datang
Kategori peneitian
Frekuensi
Presesntase
Sangat puas
5
10%
Puas
18
36%
Cukup puas
20
40%
Kurang puas
6
12%
Sangat tidak puas
1
2%
jumlah
50
100%
Sumber :         Data Kuisioner Diperoleh
Berdasarkan hasil perhitungan diatas doperoleh data bahwa dari 50 responden yang menyatakan sangat puas ada 5 oeang atau 105 yang menyatakan puas ada 18 orang atau 36% yang menyatakan cukup puas ada 20 orang atau 40%yang menyatakan kurang puas ada 6 orang atau 12% dan yang menyatakan sangat tidak puas ada 1 orang atau 2%.
4.3.3 kategori keamanan
1. keamanan tempat parkir yang diberikan
Dalam system pengamanan tempat parker yang diberikan terhadap konsumen . penulis inggin mengetahui tinggkat kepuasan pelanggan dari 50 orang responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil penelitian terhadap pelanggan surbi hot dalam menukur tingkat kepuasan yang ditawarkan disajikan dalam tabel 4.8 berikut.



Tabel 4.8
Mengenai keamanan tempat parkir yang diberikan
Kategori jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat puas
4
8%
Puas
17
14%
Cukup puas
21
42%
Kurang puas
7
14%
Sangat tidak puas
1
2%
Jumlah
50
100%
Sumber :         Data Kuisioner Diolah
Berdasarkan hasil perhitungn diatas diperoleh data bahwa dari 50 orang responden , yang menyatakan sangat puas ada 4 orang atau 8% yang menyatakan puas ada 17 orang atau 14% yang menyatakan cukup puas 21 orang atau 42% yang menyatakan kurang puas ada 7 orang atau 14% dan yang menyatakan sangat tidak puas ada 1 orang atau 2%.
2. bertanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan pelanggan
            Penulis inggin mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan tanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan pelanggan dari 50 orang responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil penelitian terhadap pertanyaan yang diajukan konsumen ,dalam mengukur tingkat kepuasan yang ditawarkan yang disajikan dalam tabel 4.9 berikut




Tabel 4.9
Mengenai tanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan pelangan
Kategori jawaban
Frekuensi
Presentase
Sangat puas
3
6%
Puas
28
56%
Cukup puas
13
26%
Kurang puas
5
10%
Sangat tidak puas
1
2%
Jumlah
50
100%
Sumber           : Data Kuisioner Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh data bahwa dari 50 orang responden yang menyatakan sangat puas 3 orang atau 6% yang menyatakan puas ada 28 orang atau 56% yang menyatakan cukup puas ada 13 orang atau 26% yang menyatakan kurang puas ada 5 orang atau 10% dan yang menyatakan sangat tidak puas ada 1 orang atau 2%.
4.3.4 kategori kenyamanan
1. kebersihan ruangan
            Penulis inggin mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kebersihan ruangan dari 50 responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil peneliian terhadap kebersihan ruangan dalam mengukur kepuasan yang ditawarkan yang disajikan dalam tabel 4.10



Tabel 4.10
Mngenai kebersihan ruangan
Kategori jawaban
Frekuensi
Presesntase
Sangat puas
6
12%
Puas
24
48%
Cukup puas
12
24%
Kurang puas
7
14%
Sangat tidak puas
1
2%
Jumlah
50
100%
Sumber                       : data kuisioner diolah
Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh data bahwa dari 50 responden , yang menyatakan sangat puas ada 6 orang atau 12% yang menyatakan puas ada 24 orang atau 48% yang menyatakan cukup puas ada 12 orang atau 24% yang menyatakan kurang puas ada 7 orang atau 14% dan yang menyatakan sangat tidak puas ada 1 orang atau 2%.
1. kenyamanan ruangan
Penulis inggin menegetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kenyamanan ruangan surabi hot dari 50 orang responden yang diteliti maka telah diperoleh hasil penelitian terhadap kenyamanan ruangan yang ada .Dalam mengukur tingkat kepuasan yang ditawarkan yang disajikan dalam tabel 4.11 brikut.




Tabel 4.11
Mengenai kenyamanan ruangan
Kategori jawaban
Frekuensi
Presesntase
Sangat puas
5
10%
Puas
25
50%
Cukup puas
14
28%
Kurang puas
5
10%
Sangat tidak puas
1
2%
jumalah
50
100%
Sumber           : Data Kuisioner Diolah
Berdasarkan hasil penghitungan diatas diperoleh data dari 50 responden ,yang menyatakan  sangat puas ada 5 orang atau 10% yang menyatakan puas ada 25 orang atau 50% yang menyatakan cukup puas ada 14 orang atau 28% yang menyatakan kurang puas ada 5 orang atau 10% dan yang manyatakan sangat tidak puas ada 1 orang atau 2%.
Tabel 4.12
Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis kelamin
Kategori
Frekuensi
Presesntase
Pria
22
44%
Wanita
28
56%
Total
50
100%
Sumber                       : Data Kuisioner Diolah


Dari tabel diatas responden pria adalah 22 orang atau 44% dan responden wanita adalah 28 orang atau 56% . setelah mendapatkan data tersebut maka dapat dilihat bahwa peneliti memberikan pertanyaan responden lebih bnayak wanita dibandingkan pria.
Dan hasil penelitian yang telah dilakukan , didapat dari responden yang mengunjungi café surbi hot telah berusia 17-49, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini.





Tabel 4.13
Karateristik Responden Berdasarkan Usia
Kategori
Frekuensi
Presesntase
17-27
19
38%
28-38
14
28%
39-49
14
28%
>50
3
6%
Total
50
100%
Sumber                       : Data Kuisioner Diolah

Dari tabel diatas dilihat bahwa responden yang berusia 17-27 sebanyak 19 orang atau 38% , yang berusia 28-38 sebanyak 14 orang atau 28% yang berusia 39-49 sebanyak 14 atau 28% dan yang bersia >50 sebanyak 3 orang atau 6%.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata responden layanan kepuasan pelanggan café surabi hot bahwa rata-rata berusia 17-27 tahun .


4.4 Pengujian  Hipotesis
Ho       :  Pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pelayanan café surabi hot arundina cibubur
Ha       : pelanggan merasa tidak puas terhadap pelayanna yang diberikan oleh pelayanan café surabi hot arundina cibubur.



Tabel 4.14
Tingkat Kepuasan Pelanggan Layanan Cafe Surabi Hot

penyajian
Pelayanan
Keamanan
Kenyamanan
Total
baris
Proporsi
Baris
Sangat
puas
9
19%
12
12%
9
9%
14
14%
13
0.02
puas
32
32%
57
57%
35
35%
77
77%
56
0.11
Cukup
Puas

39
39%
58
58%
41
41%
39
39%
177
0.35
Kurang
puas
9
9%
17
17%
13
13%
17
17%
201
0.41
Sangat
Tidak puas
1
1%
7
7%
9
9%
3
3%
54
0.10
Total
Kolom
100
151
90
150
501
100%
Proporsi
kolom
0.20
0.37
0.18
0.31
100%

Sumber                       : Hasil Kuisioner Yang Sudah Diolah
1. Drajat kebebasan (db)= ( r-1) (c-1)
            R  = Jumlah baris
            C  = Jumlah Kolom
            Db=( r – 1 ) ( c – 1 ) = ( 5 – 1 ) ( 4 – 1 ) = 12
2. α = 5 % = 0.05
3. Nilai chi kuadrat dari tabel untuk tingkat signifikan 5% dengan db = 12
4.5 Nilai Harapan ( fe )
Fe 1.1 = Pr x Pc x n = 0,02% x 0,20% x 501 = 0,02
 Fe 1.2 = Pr x Pc x n =0,02% x 0,31% x 501 = 0.03
Fe 1.3 = Pr x Pc x n = 0,02% x 0,18% x 501 = 0,01
Fe 1.4 = Pr x Pc x n  = 0,02 % x 0,31 x 501 = 0,03

Fe 2.1 = Pr x Pc x n = 0,12 % x 0,20 % x 501 = 0,01
Fe 2.2 = Pr x Pc x n = 0,12 % x 0,31 % x 501 = 0,01
Fe 2.3 = Pr x Pc x n = 0,12 % x 0,18 % x 501 = 0,01
Fe 2.4 = Pr x Pc x n = 0,12 % x 0,31 %  x 501 = 0,01

Fe 3.1 = Pr x Pc x n = 0,35 % x 0,20 % x 501 = 0,03
Fe 3.2 = Pr x Pc x n = 0,35 % x 0,31 % x 501 = 0,05
Fe 3.3 = Pr x Pc x n =0,35 % x 0,18 % x 501 = 0,03
Fe 3.4 = Pr x Pc x n =0,35 % x 0,31 % x 501 = 0,05

Fe 4. 1 = Pr x Pc x n = 0,0,41 % x 0,20 % x 501 = 0,04
Fe 4. 2 = Pr x Pc x n = 0,0,41 % x 0,31 % x 501 = 0,06
Fe  4. 3 = Pr x Pc x n = 0,0,41 % x 0,18 % x 501 = 0,03
Fe 4.4 = Pr x Pc x n = 0,041 %  x 0,31 % x 501 = 0,06

Fe 5.1 = Pr x Pc x n = 0,10 % x  0,20 % x 501 = 0,01
Fe 5.2 = Pr x Pc x n = 0,10 % x 0,31 % x 501 = 0,01
Fe 5.3 = Pr x Pc x n = 0,10 % x 0,18 % x 501 = 0,01
Fe 5.4 = Pr x Pc x n = 0,10 % x 0,31 % x 501 = 0,01





 
4.15 Tabel Chi Square test
kategori
fo
fe
fo-fe
( fo-fe )²
( fo-fe )²
fe


SP.K.Penyajian
19
0,01
18,99
360,620
36,0,062

SP.K.Pelayanan
12
0,01
11,99
143,760
14,376

SP.K.Keamanan
9
0,01
8,99
80,820
8,082

SP.K.Kenyamanan
14
0,01
13,99
195,720
19,572

P.K.Penyajian
32
0,04
31,96
1,021
25,525

P.K.Pelayanan
57
0,06
56,94
3,242
54,033

P.K.Keamanan
35
0,03
34,97
1,222
40,333

P.K.Kenyamanan
77
0,06
76,94
5,919
12,823

CP.K.Penyajian
39
0,03
38,97
1,518
5,06

CP.K.Pelayanan
58
0,05
57,95
3,360
67,2

CP.K.Keamanan
41
0,03
40,97
1,678
55,93

CP.K.Kenyamanan
39
0,05
38,95
1,517
30,34

KP.K.Penyajian
9
0,01
8,99
808,201
8082,01

KP.K.Pelayanan
17
0,01
16,99
2,886,601
2886,01

KP.K.Keamanan
13
0.01
12,99
1,687,401
1687,40

KP.K.kenyamanan
17
0,01
16,99
2,886,601
2886,60

STS.K.Penyajian
1
0,02
0,98
0,9604
48,02

STS.K.Pelayanan
7
0,03
6,97
485,809
396,01

STS.K.Keamanan
2
0,01
1,99
39,601
161,93

STS.K.Kenyamanan
3
0,03
2,97
88,209
294,03

x² Hitung
16.3789



4. Keputusan
Karena X²Hitung ( 16.3789 ) < (21.02606) maka Ho Pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pelayanan café surabi hot arundina cibubur Ha pelanggan merasa tidak puas terhadap pelayanna yang diberikan oleh pelayanan café surabi hot arundina cibubur
 5. Kesimpulan
Pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan Surabi Hot Arundina Cibubur.
6. Analisa
Dari hasil perhitungan sebelumnya diketahui pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan layanan surabi hot .kepuasan pelangganan dapat diliha dari jenis pelayanan yang ramah , hal ini dikrenakan bahwa pelayanan yang ramah dan siap menolong yng diberikan oleh petugas dalam bidang kehandalan dan penanggungan keluhan dalam melayani keluhan pelanggan.


BAB V
PENUTUP

5.1             Kesimpulan
Dari hasil observasi  50 orang responden yang mencakup 10 pertanyaan dari 4 dimensi   ( kualitas penyajian ,kualitas pelayanan,kualitas keamanan,kualitas kenyamanan ) yang diberikan oleh pelayanan café surabi hot arundina cibubur Jakarta timur kepada para pelanggan dan dari hasil yang didapat denggan mengunakan analisa chi square dapat disimpulkan bahwa pelanggan merasa puas terhadap pelayanan café surabi hot  yang berarti Ho diterima  dengan  perhitungan X² ( 16.3789 ) < X² tabel ( 21.02606) . jadi dapat dikatakan bahwa pihak surabi hot telah melakukan pelayanan yang baik sehingga pelanggan mersa puas terhadap pelayanan  Café Surabi Hot Arundina Cibubur Jakarta Timur.

5.2  Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis memberikan saran yang menjadi pertimbangan bagi pihak pelayanan Surabi Hot untuk lebih meningkatkan apa yang tidak puas terhadap pelanggan untuk kemajuanya.
    Teruskan dan tingkatkan kinerja para petugas dalam memberikan pelayanan yang baik, apabila pelayanna Surabi Hot inggin bertahan dalam persaingan yang semakin meningkat maka tuntutan akan kepuasan pelanggan harus dapat diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang baik dan memuaskan para pelanggan agar pelanggan tetap setia terhadap Café Surabi Hot.